Selasa, 22 September 2009

Rematik Menyerang Diam-diam


Anda tentunya tidak asing lagi jika mendengar kata rematik. Atau mungkin Anda juga salah satu yang pernah berkutat dengan penyakit ini?

Rasa nyeri, pembengkakan, gangguan fungsi sendi dan jaringan, ini semua termasuk gejala rematik. Rematik dapat menyerang seluruh tubuh dan menimbulkan komplikasi, bahkan kecacatan.

Tapi lagi-lagi tentunya dapat diatasi, salah satunya dengan terapi latihan membantu memperbaiki fungsi sendi dan mempertahankan kekuatan otot.

Namun sebelumnya Anda harus tahu dulu jenis-jenis rematik yang Anda alami. Bagian tubuh yang biasa diserang adalah persendian di jari, lutut, pinggul, dan tulang punggung. Gejala utamanya adalah nyeri dan kaku sendi, serta keterbatasan gerak.

Anda juga harus mengenal gejalanya dengan baik agar bisa terhindar dari penyakit ini. Sebagai pertanda yang paling gampang dikenali adalah rasa nyeri atau kaku pada sendi dan tulang belakang. Serta ada kesulitan saat melakukan aktivitas sehari�hari, seperti berjalan, naik tangga, bangun dari tempat tidur, hingga saat Anda mandi.

Rasa nyeri akibat rematik yang sering dianggap sepele, sudah mengganggu aktivitas masyarakat, terutama warga perkotaan dengan aktivitasnya cukup padat. Seperti ketika Anda mengemudikan kendaraan saat macet, atau duduk berjam-jam tanpa aktivitas, serta kurangnya waktu untuk berolah raga.

Dari sini akan bisa berkembang menjadi salah satu penyakit kronis sepertiosteoarthritis atau pengapuran sendi. Tulang yang mengalami pengapuran acap kali tidak terasa sakit. Ketika sudah rapuh dan terjadi patah tulang, barulah timbul keluhan sakit.

Itulah sebabnya, penyakit yang kerap dianggap sepele itu bisa dikategorikan silent disease (menyerang perlahan dan diam-diam). Bahkan, keluhan rematik yang dibiarkan menahun dapat mengakibatkan kecacatan, ketidakmampuan, penurunan kualitas hidup, dan meningkatkan beban ekonomi penderita dan keluarganya.

Sejumlah faktor yang berperan dalam kejadian rematik. Di antaranya riwayat keluarga, usia, jenis kelamin (wanita lebih rentan dibandingkan pria), aktivitas berlebih, bobot badan berlebih, serta kelemahan otot.

Nah, jika telanjur terkena rematik, pengobatan dilakukan melalui banyak cara, baik yang bersifat farmakologis (obat-obatan), nonfarmakologis (edukasi dan olahraga), maupun tindakan bedah. [L1]

- 13 Januari 2009


Sumber :

Tiara Anisa

http://www.inilah.com/berita/gaya-hidup/2009/01/13/75436/rematik-menyerang-diam-diam/

23 September 2009

Sumber :

http://www.rush.edu/spanish/images/si_0389.gif

Hidup Sehat Tanpa Gangguan Rematik

Arthiritis Rheumatoid atau yang akrab dengan istilah awam penyakit asam urat, merupakan salah satu penyakit rematik yang paling sering. Tidak hanya pada usia lanjut namun dapat juga mengenai usia muda. Anda yang mengalami penyakit ini pasti sulit menjalani kegiatan sehari-hari dengan ada nya nyeri, deformitas sendi, dan mungkin sudah menyerah dan menggunakan kursi roda.

Tips-tips dibawah ini dapat membantu anda untuk mengurangi gejala diatas dan dapat menjalani kegiatan sehari-hari tanpa dihambat oleh rematik.

1. Konsultasi kan penyakit arthritis rheumatoid anda dengan dokter ahli reumatologi. Hal ini sangat penting untuk menentukan pengobatan mana yang tepat untuk anda. Apabila anda sudah mendapatkan pengobatan yang tepat, tetap teruskan obat-obatan sesuai dengan indikasi.

2. Jangan ragu-ragu untuk meminta bantuan orang lain bila sedang mengalami nyeri atau lainnya.

3. Tetap melakukan olah raga. Olah raga merupakan satu hal yang penting untuk menjaga anda tetap mobil (bergerak). Saat anda menggerakkan sendi, anda sudah menjaga sendi anda kuat dan fleksibel.

4. Gunakan alat bantu bila perlu. Untuk usia lanjut disarankan untuk menggunakan tongkat pada sendi yang sakit. Selain itu gunakan sepatu yang cocok untuk kaki anda. Dengan menggunakan sepatu yang cocok untuk menopang anda akan mengurangi nyeri dan jatuh.

5. Istirahat yang cukup. Peneliti menganjurkan jika kita tidur yang cukup dapat mecegah kelelahan dan nyeri.

6. Makan makanan yang sehat. Masih banyak penelitian yang dikerjakan mengenai hubungan makanan dan arthritis rheumatoid (rematik). Anda dianjurkan makan makanan yang rendah lemak dan kalori, kaya akan buah, sayuran dan gandum.

7. Terapi panas dan dingin. Terapi panas dan dingin dianjurkan untuk menghilangkan nyeri dan meningkatkan mobilitas sementara pada sendi yang kaku. kompres panas dapat menurunkan ketegangan otot dan melancarkan sirkulasi darah. Sedangkan compress dingin dapat mengurangi peradangan dan pembengkakan dan sangat membantu mengurangi rasa nyeri.

- 23 Juni 2009

Sumber :
Klikdokter.com/pit, dalam :
23 September 2009

Pilih Maag atau Rematik?

Inilah fragmen nyata dari ungkapan bagaikan makan buah simalakama -dimakan ayah mati, tak dimakan ibu mati- sebab Anda tak boleh memilih 'atau'. Anda harus memilih salah satu diantara dua, mengobati sakit maag atau terhindar dari penyakit rematik.

Hasil penelitian dokter spesialis penyakit dalam dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dr. Ari Fahrial Syam SpPD., MMB., menyebutkan sakit maag dapat terjadi akibat mengkonsumsi obat rematik secara tidak teratur atau sembarangan.

Penelitian ini dilakukan terhadap 93 responden penderita rematik berusia 19 hingga 61 tahun. Ternyata hampir 80% responden pernah menderita penyakit maag. Dari hasil tersebut, 94,1% responden mempunyai kebiasaan minum obat rematik. Diketahui zat-zat yang dikandung dalam obat rematik potensial merusak dinding di dalam lambung. Akibatnya, asam lambung dan isi lambung lain yang memiliki derajat keasaman (pH) rendah makin memperparah kondisi dinding lambung. Lalu bagaimana jika rematik Anda sangat mengganggu?
Solusinya, minum obat rematik sesuai kebutuhan.

Sumber :
http://www.caninews.com/health/article.php?article_id=331
23 September 2009

Nyeri Sendi-sendi Akibat Rematik

Penyakit rematik (rheumatoid arthritis) merupakan suatu penyakit di mana terjadi proses peradangan pada selaput bagian dalam kapsul pembungkus sendi, sehingga sendi membengkak dan terasa nyeri. Penyakit rematik merupakan salah satu penyebab nyeri sendi, khususnya sendi-sendi kecil di daerah pergelangan tangan dan jari-jari.

ISTILAH penyakit rematik telah sedemikian populer di kalangan masyarakat awam, sehingga hampir semua keluhan nyeri sendi dianggap sebagai penyakit rematik. Penyebab lain yang sering dikaitkan dengan keluhan nyeri adalah asam urat. Pada kenyataannya, anggapan tersebut keliru, karena kedua penyakit tersebut, yaitu penyakit rematik dan asam urat, hanya menjadi penyebab sebagian kecil dari keluhan nyeri sendi yang banyak dialami oleh manusia selama hidupnya.

Penyebab terbanyak adalah pengapuran sendi atau osteoartritis (yang pernah dikupas oleh penulis di Harian Suara Merdeka pada tanggal 31 Juli 2008). Penyakit rematik berbeda dengan pengapuran sendi (osteoartritis) di mana pada pengapuran sendi terjadi penipisan lapisan tulang rawan sendi, sehingga ujung tulang pembentuk sendi saling bergesekan secara langsung tanpa lapisan tulang rawan dan terasa nyeri. Penyakit rematik cenderung mengenai sendi-sendi kecil di daerah jari-jari dan pergelangan tangan, meskipun adakalanya mengenai sendi siku, bahu, pergelangan kaki dan lutut. Sementara pengapuran sendi lebih banyak mengenai sendi besar seperti lutut dan pinggul. Selain itu, penyakit rematik hampir selalu menyerang sendi secara simetris (yaitu sisi kanan dan kiri) dan mengenai tiga atau lebih secara bersamaan. Pengapuran sendi pada umumnya hanya mengenai satu sendi saja, misalnya lutut tanpa disertai nyeri pada sendi yang lain.
Penyebab Untuk memahami penyebab penyakit rematik, perlu diketahui bahwa tubuh manusia memiliki sistem pertahanan terhadap bakteri dan virus, yang dikenal sebagai antibodi. Antibodi beredar di dalam aliran darah dan dibentuk oleh sel-sel darah putih sebagai respon terhadap masuknya bakteri atau virus ke dalam tubuh manusia.

Pada orang normal, antibodi tersebut berfungsi membunuh bakteri dan virus yang menyebabkan infeksi. Pada orang yang menderita penyakit rematik, antibodi yang dibentuk oleh tubuh dengan tujuan membunuh bakteri dan virus tersebut justru secara keliru menyerang balik ke tubuh orang tersebut. Bagian tubuh yang diserang oleh antibodi tersebut adalah lapisan dalam kapsul pembungkus sendi, yang disebut lapisan sinovium.
Serangan antibodi tersebut menyebabkan lapisan sinovium meradang, sehingga sendi membengkak dan terasa nyeri. Peradangan sinovium menyebabkan produksi cairan sendi bertambah banyak sehingga membuat sendi bertambah bengkak dan nyeri.

Sampai sekarang tidak diketahui secara pasti mengapa pada orang yang menderita penyakit rematik antibodi justru salah sasaran mengenai tubuh sendiri. Serangan antibodi terhadap tubuh sendiri seperti yang terjadi pada penyakit rematik ini dapat diibaratkan seperti sebuah pemberontakan atau kudeta di sebuah negara. Tentara yang dibentuk untuk mempertahankan kedaulatan suatu negara justru berbalik menyerang negaranya sendiri.

Penyakit rematik dapat mengenai semua lapisan usia, mulai dari anak-anak sampai orang tua. Ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko seseorang untuk menderita penyakit rematik, yaitu: (1) wanita memiliki risiko 2-3 kali lebih besar dibanding laki-laki; (2) kelompok usia 40-60 tahun paling tinggi risikonya menderita penyakit rematik; (3) jika di dalam sebuah keluarga ada yang menderita penyakit ini. dan (4) merokok.
Gejala Pada stadium awal, penyakit rematik biasanya mengenai sendi-sendi berukuran kecil di daerah pergelangan tangan dan jari-jari. Ada tiga sendi yang paling sering terserang, yaitu (1) sendi pangkal jari-jari tangan, (2) sendi buku-buku jari tangan bagian atas, dan (3) sendi pangkal jari-jari kaki. Pada stadium awal, jari-jari tersebut terasa kaku pada pagi hari sebagai akibat penumpukan cairan di dalam sendi karena peradangan lapisan sinovium. Setelah digerak-gerakkan, kekakuan sendi-sendi tersebut biasanya berkurang.

Selain kaku, sendi-sendi tersebut juga membengkak, terasa nyeri, hangat dan acapkali tampak kemerahan. Rasa nyeri dan kaku dapat sedemikian berat sehingga gerakan sendi terbatas dan sangat mengganggu aktivitas sehari-hari.

Tanpa pengobatan yang tepat, peradangan lapisan sinovium sendi yang terjadi selama bertahun-tahun dapat menyebabkan kerusakan permukaan tulang rawan sendi jari-jari tangan dan mengakibatkan cacat yang permanen. Jari-jari menjadi bengkok dan bergeser arahnya ke sisi jari kelingking.

Selain ketiga sendi tersebut, penyakit rematik juga dapat mengenai sendi pergelangan tangan, siku, bahu, lutut, pergelangan kaki, serta tulang leher dan rahang, meskipun lebih jarang dan berbeda-beda untuk setiap penderita.. Perlu diingat bahwa penyakit rematik tidak pernah hanya mengenai satu sendi saja, tetapi paling sedikit menyerang tiga sendi dalam waktu bersamaan. Nyeri sendi yang hanya dialami pada satu sendi saja tidak mungkin disebabkan oleh penyakit rematik.

Keluhan kaku, nyeri dan bengkak akibat penyakit rematik dapat berlangsung terus-menerus dan semakin lama semakin berat, tetapi adakalanya hanya berlangsung selama beberapa hari dan kemudian sembuh dengan pengobatan. Namun demikian, kebanyakan penyakit rematik berlangsung kronis, yaitu sembuh dan kambuh kembali secara berulang-ulang sehingga menyebabkan kerusakan sendi secara menetap. Keluhan kaku dan nyeri sendi pada penyakit rematik adakalanya disertai oleh perasaan mudah lelah.

Selain menyerang kapsul pembungkus sendi, pada sekitar 15% penderita, penyakit rematik juga dapat menyebabkan kelainan pada bagian tubuh lain, seperti kulit, mata dan paru-paru. Di daerah kulit siku dan tumit dapat terbentuk benjolan yang disebut sebagai nodul subkutan, pada paru-paru dapat terjadi fibrosis (pembentukan jaringan parut) yang dapat menganggu fungsi paru-paru, sementara kornea mata dapat mengalami peradangan yang disebut keratokonjungtivitis sika.

Menentukan seseorang menderita penyakit rematik bukan hal yang mudah, seperti memastikan penyakit pengapuran sendi yang dapat mudah terlihat jelas dengan foto Rontgen sendi yang terserang. Oleh karena itu, pada tahun 1987 American College of Rheumatology menetapkan kriteria sebagai pedoman diagnosis penyakit rematik sebagai berikut:

1. Kekakuan di waktu pagi pada atau di sekitar sendi yang berlangsung satu jam atau lebih sebelum mengalami perbaikan maksimal.
2. Pembengkakan pada tiga sendi atau lebih.
3. Pembengkakan sendi pangkal jari-jari tangan, sendi buku-buku jari tangan bagian atas, atau pergelangan tangan.
4. Pembengkakan sendi harus simetris mengenai sisi kanan dan kiri.
5. Benjolan di bawah kulit (nodul subkutan).
6. Tes faktor rematik yang positif di dalam darah.
7. Erosi dan/atau pengeroposan tulang di sekitar sendi-sendi jari-jari dan/atau pergelangan tangan.

Untuk memastikan diagnosis penyakit rematik harus ditemukan 4 dari 7 kriteria tersebut pada seseorang dan kriteria nomer 1-4 harus telah berlangsung paling sedikit selama 6 minggu.

Untuk menetapkan diagnosis penyakit rematik, selain pemeriksaan fisik terhadap sendi yang meradang, juga perlu dilakukan pemeriksaan foto Rontgen dan pemeriksaan darah. Tujuan pemeriksaan darah adalah untuk menemukan suatu jenis antibodi yang disebut faktor rematik. Perlu diketahui bahwa tidak semua penderita penyakit rematik memiliki antibodi tersebut, sebaliknya tidak semua orang yang mempunyai antibodi faktor rematik di dalam darahnya pasti menderita penyakit rematik, karena ada beberapa penyakit lain yang juga menyebabkan terbentuknya antibodi tersebut di dalam darah.

Menyimak ketatnya kritera di atas, dapat dikatakan bahwa tidaklah gampang menetapkan diagnosis penyakit rematik pada seorang penderita. Oleh karena itu, kebiasaan (yang keliru) dari sebagian masyarakat awam (dan bahkan beberapa dokter) yang dengan mudah menghubungkan keluhan nyeri sendi dengan penyakit rematik merupakan keadaan yang merugikan karena dapat berakibat salah diagnosis dan salah pengobatan terhadap keluhan nyeri sendi yang sebenarnya sama sekali tidak disebabkan oleh penyakit rematik. (13)

Atasi Rematik dengan Pemijatan

HAMPIR semua orang pernah merasakan pegal. Nyeri pada tulang dan sendi,disebut rematik. Beragam terapi pengobatan mengatasinya, termasuk terapi pemijatan.

Indikasi dari penyakit rematik biasanya adalah nyeri pada tulang. Jika penyakit ini disepelekan, akan menimbulkan akibat yang bermacam-macam.

Dokter dari bagian bedah ortopedi Rumah Sakit Internasional Bintaro (RSIB), dr Sapto Adji H SpOT, mengatakan, rematik merupakan penyakit peradangan pada sendi.

"Yang banyak orang awam ketahui mengenai rematik bahwa penyakit rematik ini adalah pengapuran," ungkapnya.

Sapto mengatakan, penyakit rematik sebenarnya mempunyai banyak jenis. Setiap jenis rematik memiliki cara penyembuhannya masing-masing.

"Rematik banyak jenisnya. Dan rematik itu sifatnya peradangan yang menyebabkan bengkak dan nyeri, obatnya pun bermacam-macam," tuturnya.

Dari berbagai alternatif pengobatan rematik, kini ada teknik penyembuhan baru melalui terapi pemijatan. Kini, teknik pemijatan yang sejenis dengan chiropractic tersebut sudah dikembangkan.

"Keistimewaan dari Tung Mei ini adalah kami mendatangkan yi shengatau sebutan untuk ahli pengobatan tradisional di negara China yang berpengalaman. Langsung dari negeri China," tutur Direktur Tung Mei Body Repair Massage Nelly Suhirman SE. Adapun klinik ini berlokasi di Jalan Barito II Nomor 7, Jakarta Selatan.

Teknik pemijatan yang dihadirkan di tempat ini merupakan teknik pemijatan terapi jasmani perpaduan gerakan pijat spesifik, tuina (massage), dan sejenis gerakan pijat chiropractic yang dapat memperbaiki masalah tulang dan saraf.

"Terapi ini adalah khusus untuk terapi pada seseorang yang mengalami masalah pada tulang dan saraf," kata Nelly.

Permasalahan tulang bisa meliputi scoliosis atau tulang belakang tidak lurus, rasa sakit, nyeri, kaku,dan tegang di tulang belakang, leher, pinggang, bahu, pinggul, masalah kesemutan di tangan dan kaki, rematik, dan pengapuran, serta meningkatkan kesehatan dari penderita bantalan tulang belakang yang bergeser.

Nelly mengatakan, gerakan pijat chiropractic merupakan terapi tubuh dengan teknik menarik, menekuk, atau meregangkan badan pasien. "Gerakan-gerakan pijat ini bertujuan untuk mengaktifkan atau melancarkan sirkulasi darah, reposisi tulang pada semestinya, melemaskan kembali atau merilekskan otot dan urat," ungkapnya.

Menurut seorang ahli pijat dari China yang praktik di Tung Mei Body Repair Massage, Yi Sheng Zao, untuk beberapa kasus dapat disembuhkan cukup dengan beberapa kali pemijatan.

Salah satu pasien yang pernah melakukan terapi pemijatan adalah Pargiastuti. Dia mengaku mengalami perubahan lebih baik.

Awalnya, dia mempunyai rematik yang cukup parah dengan pembengkakan pada dengkul hingga harus sedot cairan rematik. "Saya melakukan terapi ini sudah 3 kali. Sekarang saya sudah bisa berjalan," tutur Tuti, nama sapaannya.(sindo//jri)

Rematik Bisa Berujung Kecacatan

REMATIK identik dengan orang lanjut usia. Dibandingkan dengan penyakit lain, seperti jantung misalnya, gangguan pada persendian ini masih dipandang sebelah mata.

Meski tidak menyebabkan kematian, rematik tidak seharusnya dianggap remeh. Membiarkannya tanpa penanganan bisa menyebabkan sejumlah anggota tubuh tidak berfungsi normal.

Gejala utama rematik biasa terjadi pada otot dan tulang, termasuk di dalamnya sendi dan otot sendi. Gangguan nyeri yang terus berlangsung menyebabkan aktivitas sehari-hari bisa terhambat.

''Kalau sudah kumat rematiknya, untuk berjalan di sekitar rumah saja terasa sakit. Biasanya saya berhenti sebentar sampai nyeri reda,'' papar Sulastri, 59.

Menurut ibu tujuh anak itu, nyeri rematik menyerang pada kedua kaki. Aktivitas berlebihan disebut-sebut sebagai penyebab munculnya rematik. Penyakit ini telah menemani hari-hari Sulastri sejak 2001. Berbagai pengobatanpun sudah pernah dicobanya untuk mengatasi nyeri yang menyerang.

''Mulai dari obat-obatan dokter sampai cara-cara tradisional pernah saya coba untuk mengurangi nyeri yang mengganggu,'' sambung wanita kelahiran 30 Desember 1948 itu.

Konsultan Rematik dari RS Pondok Indah, dr Bambang Setiyo Hadi, SpPD mengungkapkan, rematik merupakan sekelompok jenis penyakit. ''Ada bermacam-macam lebih penyakit rematik. Biasanya disertai pula dengan inflamasi atau peradangan pada persendian,'' ujarnya.

Sampai saat ini penyebab rematik belum diketahui secara pasti. Gejalanya tidak selalu sama untuk masing-masing penyakit. Namun, secara umum penyakit ini ditandai dengan gejala seperti nyeri di lutut, siku, pergelangan, maupun di bagian sendi-sendi lain. Artinya, semua anggota tubuh berpotensi terserang nyeri rematik.

Penyakit rematik pada dasarnya terjadi pada persendian yang bengkak, pengapuran hingga menyebabkan sakit bila digerakkan. Jenis rematik ada berbagai macam, seperti rematik artritis dan lupus. Ada pula jenis rematik yang menyerang laki-laki muda dengan gejala nyeri pinggang yang disebut dengan ankylosing spondylitis.

Menurut Bambang, rematik biasanya dipicu oleh pekerjaan sehari-hari. Aktivitas yang berlebihan pada salah satu sendi menyebabkan gejala nyeri muncul. Sebagai contoh, seseorang yang sering naik motor akan berisiko mengalami nyeri di bagian pinggang.

Meski demikian, rematik tidak sekadar urusan nyeri di bagian tubuh tertentu saja. Anggapan bahwa penyakit ini tidak berbahaya dan bisa disembuhkan dengan beristirahat tidak sepenuhnya benar.

Chief of Rheumatology dari Director of the Pain, Case Western Reserve University, Howard R Smith, MD mengungkapkan seseorang yang telah terdiagnosis rematik masih bisa beraktivitas normal. ''Namun, dalam jangka waktu lama kualitas hidup penderita akan semakin memburuk dibandingkan mereka yang tidak mengalami rematik,'' ungkapnya.

Smith menambahkan, kondisi ini tidak berarti mereka yang mengalami rematik mempunyai harapan hidup lebih pendek. Namun, seringkali diidentikkan dengan beberapa komplikasi dari rematik itu sendiri.

Kondisi ini disebabkan dengan informasi setengah-setengah yang dipahami masyarakat. ''Akibatnya banyak masyarakat yang baru memeriksakan diri setelah berada pada kondisi yang parah,'' tandas Smith.

Sedangkan Bambang menambahkan, apabila nyeri terus berlanjut dan tidak ditangani dengan tepat maka bisa menyebabkan kecacatan. ''Hal ini disebabkan kaku di persendian yang berlangsung lama dan hasilnya sendi dapat berubah bentuk,'' tuturnya.

Oleh karena itu, tujuan dari pengobatan rematik untuk memperbaiki kualitas hidup dan menjalani aktivitas sehari-hari dengan normal. Maka penanganan sejak dini menjadi suatu keharusan dan tidak sembarang membeli obat-obatan antinyeri anti-inflamasi non steroid (NSAID). Apalagi pemakaian obat yang bertujuan menghilangkan rasa nyeri itu seringkali menimbulkan efek samping yang serius.



Sumber :
23 September 2009

Melawan Rematik Dengan "Jalan Kaki"

Penyakit rematik ada ratusan jenisnya. Rematik jenis peradangan yang disebabkan asam urat termasuk jenis yang banyak ditemui di Indonesia. Olahraga ringan jalan kaki, ternyata bermanfaat bagi para penderita asam urat ini.

Menurut dokter ahli syaraf dari RS Cipto Mangunkusumo, Dr Harry Isbagio Sp PD-KR, hampir 80 persen penduduk dunia pernah mengalami nyeri pinggang. Itu berarti 8 dari 10 orang pernah kena rematik karena nyeri pinggang ini termasuk dalam gejala rematik.

"Cakupan pengertian gejala rematik memang cukup luas. Nyeri, pembengkakan, kemerahan, gangguan fungsi sendi dan jaringan di sekitarnya termasuk gejala rematik. "Semua gangguan pada daerah sendi, otot dan tendon disebut rematik," kata dr Harry Isbagio dalam sebuah seminar di Jakarta, belum lama ini.

Dijelaskan, rematik terdiri dari 150-an jenis. Gejala dan penyebabnya juga bermacam-macam. Tetapi ada empat jenis rematik yang paling sering dijumpai di masyarakat kita yaitu osteoarthritis yang disebabkan oleh pengapuran, rematik luar sendi yang menyerang jaringan di luar tulang rawan, rematik peradangan, dan rematik yang disebabkan oleh pengeroposan.

"Sekitar 50 persen keluhan nyeri sendi disebabkan oleh pengapuran. Pengapuran berarti menipisnya jaringan tulang rawan yang berfungsi sebagai bantalan persendian," katanya.

Bantalan dalam persendian yang aus itu menyebabkan terjadinya gesekan tulang sehingga menyebabkan nyeri. Pengapuran ini merupakan proses degenerasi yang dimulai pada usia 40 tahun. Kecepatan proses degenerasi berbeda pada tiap-tiap orang.

"Sendi seseorang bisa mulai bermasalah di usia 40-an. Namun ada orang yang sampai usia 70-an sendinya baik-baik saja. Cepat lambatnya proses tadi ditentukan oleh beberapa faktor risiko," paparnya.

Faktor risiko itu antara lain mutu tulang rawan dan kelebihan berat badan. Tulang rawan yang bagus akan lebih tahan terhadap kondisi aus. Ibarat ban mobil kalau kualitasnya bagus maka persendian tidak mudah aus walau dipakai lama.

Pada faktor kedua, berat badan yang berlebih akan memberi beban pada jaringan tulang rawan di sendi lutut. Ia menganalogikan ban truk yang sering dipakai mengangkut beban berat lebih mudah aus daripada ban yang jarang mengangkut beban.

Demikian pula dengan orang yang sering melakukan aktivitas berat, olahraga, naik turun tangga, dan mengangkat beban. Tapi jarang berolahraga pun membuat otot-otot di sekitar sendi menjadi lembek. Keadaan ini membuat jarak di antara sendi merapat, sehingga terjadi gesekan antara dua tulang.

Sayangnya belum ditemukan obat untuk menyembuhkan pengapuran. Pengobatan yang bisa diberikan lebih untuk menghilangkan gejala. Jika sendi sudah benar-benar rusak harus diambil tindakan operasi penggantian sendi.

Rematik pada orang berusia produktif umumnya disebabkan peradangan. Peradangan ini bisa karena asam urat atau sebab-sebab lain. Rematik karena asam urat ini banyak dijumpai pada pria berusia 30-an dan 40-an tahun.

Jenis ini, menurut Dr Harry Isbagio, terjadi karena kelebihan hasil metabolisme purin yang tertimbun di persendian. Timbunan ini yang menimbulkan rasa sakit di persendian.

Dokter Harry sering menemui kesalahpahaman masyarakat mengenai asam urat. Pasien sering datang berkonsultasi sambil membawa hasil tes asam urat. "Mereka bertanya mengapa asam uratnya normal tetapi dokter mendiagnosis terkena rematik. Mereka salah mengerti soal rematik. Tidak semua rematik disebabkan asam urat," jelasnya.

Gangguan autoimun seperti pada penyakit Lupus termasuk jenis rematik yang disebabkan peradangan. Pada gangguan ini kekebalan tubuh tidak berfungsi sebagai pembasmi bakteri, virus atau benda asing yang memasuki tubuh. Kekebalan tubuh justru merusak jaringan tubuh yang sehat, termasuk jaringan yang ada di persendian.

Begitupun dengan RA (Rheumatoid Arthritis). Penyakit itu termasuk peradangan persendian yang penyebabnya masih belum diketahui. Menurut Encyclopedia of Public Health, telah ada indikasi bahwa pola-pola genetik bertanggungjawab terhadap timbulnya penyakit ini.

RA bisa menyerang orang pada umur berapa pun, termasuk balita. Peradangan penyakit ini terjadi pada jaringan synovial yang terdapat dalam persendian. Jaringan ini berfungsi untuk menghasilkan cairan pelumas sendi. Pada pasien RA, jaringan ini membengkak dan menunjukkan banyak sel yang meradang.

Kompres Hangat

Kalau hanya pegal linu biasa, Dr Harry menyarankan untuk minum obat jenis parasetamol. "Obat ini umum digunakan untuk mengobati nyeri dan pegal, dan banyak dijual di pasaran," katanya. Pertolongan pertama untuk pegal linu bisa dengan mengompres daerah yang sakit dengan botol air panas atau kain flanel hangat. Mengistirahatkan badan amat dianjurkan bila pegal linu itu terasa sangat sakit.

Secara khusus ia mengingatkan masyarakat agar berhati-hati bila memilih jamu untuk mengatasi rematiknya. Beberapa merek jamu disinyalir dicampur bahan-bahan kimia. "Badan Pengawasan Obat dan Makanan telah mengeluarkan daftar jamu yang dicampur bahan kimia. Jadi masyarakat sebaiknya teliti memilih jamu," sarannya. Apa boleh buat, mungkin memang harus memilih perusahaan jamu yang terpercaya.

Waspadalah bila pegal, nyeri, dan bengkak mulai menyerang persendian dan gejalanya tidak cepat hilang. Segera berobat ke dokter bila rasa sakit itu tidak hilang sampai 2 minggu. Dokter akan mendiagnosa secara hati-hati.

Rematik memang agak susah didiagnosa karena gejalanya mirip penyakit lain. "Dibutuhkan pengalaman untuk mendiagnosa dengan tepat penyakit rematik," kata Dr Harry yang mengepalai Subbagian Reumatologi di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Pengobatan rematik yang tepat sasaran membutuhkan diagnosa yang benar, mengingat penyakit rematik terdiri dari seratusan jenis. "Pasien rematik akan menjalani tes darah dan foto rontgen untuk didiagnosa jenis rematiknya. Setelah itu bisa diputuskan program dan lamanya pelaksanaan pengobatan," paparnya.

Penanganan rematik secara dini tentu lebih baik, sehingga dapat mencegah kerusakan sendi yang berlarut sekaligus mencegah rasa sakit yang berkelanjutan.

Menjaga berat badan ideal adalah salah satu langkah bijaksana untuk mengurangi nyeri di sendi lutut. Setiap kelebihan berat badan membebani sendi lutut serta panggul, dan menambah rasa nyeri karena rematik. Selain itu bobot tubuh berlebih memperbesar risiko asam urat.

Olahraga ringan seperti jalan kaki bermanfaat untuk penderita rematik karena asam urat. Ini karena jalan kaki membakar kalori, memperkuat otot dan membangun tulang yang kuat tanpa mengganggu persendian yang sakit.

Untuk melakukan olahraga sebaiknya meminta pendapat dokter atau terapis, supaya mengetahui gerakan-gerakan yang terbaik. Disarankan untuk menghindari olahraga yang terlalu membebani lutut. "Bulutangkis, voli, tenis, joging, bela diri sebaiknya tidak dilakukan. Apalagi ketika rematik jenis asam urat itu sedang kumat. Berdiri terlalu lama akan menimbulkan sakit yang luar biasa," katanya. (T-1)